06 April 2013
Uji Urine
Bab
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Urine
atau air seni adalah cairan sisa yang di ekskesikan oleh ginjal yang kemudian
akan di keluarkan oleh tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urine diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan
untuk menjaga homoestatis cairan tubuh. Urine digunakan sebagai indicator untuk
mengetahui berbagi penyakit yang dialami tubuh kita. Hal ini berkaitan dengan
kemungkinan urine tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang
berinfeksi , sehingga urine nya pun akan mengandung bakteri. Namun, jika urine
berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urine
sebenarnya cukup steril dan hamper bau yang dihasilkan berasal dari urea.
Sehingga biasa dikatakan bahwa urine itu merupakan zat yang steril.
Tujuan Penelitian
Mengetahui
pH urine, mengetahui adanya kandungan urea dan klorida dalam urine, dan
mengetahui adanya kelainan pada organ ekskresi dari hasil uji glukosa dan uji
urine.
BAB
II KAJIAN PUSTAKA
Urine terbentuk
setelah melalui proses penyaringan darah di ginjal. Darah masuk ginjal melalui
pembuluh nadi ginjal. Ketika berada di dalam membran glomenulus, zat-zat yang
terdapat dalam darah (air, gula, asam amino dan urea) merembes keluar dari
pembuluh darah kemudian masuk kedalam simpai/kapsul bowman dan menjadi urine
primer. Proses inidisebutfiltrasi.
Urine primer dari
kapsul bowman mengalir melalui saluran-saluran halus (tubulus kontortokus
proksimal). Di saluran-saluran ini zat-zat yang masih berguna, misalnya gula,
akan diserap kembali oleh darah melalui pembuluh darah yang mengelilingi
saluran tersebut sehingga terbentuk urine sekunder. Proses ini disebut
reabsorpsi.
Urine sekunder yang
terbentuk kemudian masuk tubulus kotortokus distal dan mengalami penambahan zat
sisa metabolism maupun zat yang tidak mampu disimpan dan akhirnya terbentuklah
urnine sesungguhnya.
Urine mengandung zat padat sebesar 4
persen dan 96 perse air. Zat-zat padat yang ada dalam urine adalah sebagai
berikut :
a. Urea, air dan ammonia sebagai sisa perombakan protein
a. Urea, air dan ammonia sebagai sisa perombakan protein
b.
Zat warna empedu yang member warna kuning pada urine
c. Zat-zat yang berlebihan dalam darah misalnya vitamin, sisa obatan,
d.Garam-garaman khususnya garam dapur.
c. Zat-zat yang berlebihan dalam darah misalnya vitamin, sisa obatan,
d.Garam-garaman khususnya garam dapur.
Banyaknya urine yang dikeluarkan dari
dalam tubuh seseorang yang normal sekitar 5 liter setiap hari. Factor yang
mempengaruhi pengeluaran urine dari dalam tubuh tergantung dari banyaknya ar
yang diminum dan keadaan suhu apabila suhu udara dingin, pembentukan urine
meningkat sedangkan jika suhu panas, pembentukanurine sedikit.
Pada saat kita minum banyak air, kelebihan air akan dibuang melalui ginjal. Oleh karena itu jika banyak minum akan banyak mengeluarkan urine. Warna urine setiap orang berbeda-beda. Warna urine biasanya dipengaruhi oleh jenis makanan yang dimakan, jenis kegiatan atau dapat pula disebabkan oleh penyakit. Namun biasanya warna urine normal berkisar dari warna bening sampai warna kuning pucat.
Pada saat kita minum banyak air, kelebihan air akan dibuang melalui ginjal. Oleh karena itu jika banyak minum akan banyak mengeluarkan urine. Warna urine setiap orang berbeda-beda. Warna urine biasanya dipengaruhi oleh jenis makanan yang dimakan, jenis kegiatan atau dapat pula disebabkan oleh penyakit. Namun biasanya warna urine normal berkisar dari warna bening sampai warna kuning pucat.
Urine merupakan hasil ekskresi yang dikeluarkan melalui
ginjal. Struktur terbagi menjadi bagian korteks dan medula. Masing – masing
bagian mengambil peran penting dalam proses filtrasi ginjal. Mekanisme
pembentukkan urine dapat terbagi sebagai berikut :
1. Filtrasi, dilakukan oleh badan malphigi sehingga dihasilkan filtrate glomerulus atau urine primer.
2. Reabsorbsi, terjadi di tubulus kontortus proximal menghasilkan urine sekunder.
3. Augmentasi
1. Filtrasi, dilakukan oleh badan malphigi sehingga dihasilkan filtrate glomerulus atau urine primer.
2. Reabsorbsi, terjadi di tubulus kontortus proximal menghasilkan urine sekunder.
3. Augmentasi
Bab
III Metodologi Penelitian
Alat dan Bahan :
-
Urine
-
Larutan Benedith
-
Larutan Biuret
-
Ketas indicator
-
Korek api
-
Pembakar spiritus
-
Korek api
-
Tabung reaksi
-
Penjepit tabung
-
Tabung ukur
-
Pipet tetes
Cara Kerja :
Uji Ph
v Siapkan
urine dan ukur menggunakan tabung ukur yang telah ada siapkan sebanyak 2 ml.
v Selanjutnya
gunakan kertas indicator, celupkan pada urine.
v Lihat
perubahan yang terjadi dan lihat perubahan apa yang terjadi dan untuk
mengetahui apakah urine mengandung asam atau basa gunakan kertas lakmus
Uji Karbohidrat
v Siapkan
tabung reaksi yang berisi urine sebanyak 2 ml.
v Setelah
itu tetsi dengan larutan benedict sebnayak 5 ml.
v Jepit
tabung yang berisi urine lalu panaskan dengan menggunakan spiritus sambil
mengoyang-goyangkan tabung.
v Tunggu
2 menit
Uji Amonia
v Memasukkan 1 ml urine ke dalam tabung reaksi.
v Memanaskan
dengan spiritus.
v Jelaskan
baunya.
Uji protein
v Memasukkan
2 ml urine ke dalam tabung reaksi
v Menambahkan
5 tets biuret
Nama
|
Uji pH
|
Uji Karbohidrat
|
Uji Protein
|
Uji Amino
|
Salmiah
|
6 (asam)
|
Biru Kehijauan
|
cerah Berwarna Kuning
|
Aromanya seperti ubi masak
|
Asizah
|
7 (basa)
|
Biru kehijauan cerah
|
Tidak mengandung protein
|
Berbau menyengat pesin
|
Bab
IV PENUTUP
Kesimpulan
Urine
dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kelainan sebagai contoh dengan uji
glukosa, jika pada urine yang terbuang terdapat glukosa maka orang tersebut mempunyai
penyakit diabetes.
Saran
Terkadang
urine yang ada pada tubuh berbau, banyak kemungkinan air kemih menjadi bau itu
memunkinkan seorang mempunyai masalah saluran kemih, sebaiknya orang yang
menderita pada saluran kemih segera ke dokter.
BAB
V DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar